Mengapa harus jadi pengusaha? -episode 1-

berhubung tulisannya agak panjang, jadi dibuat serial (kayak sinetron..hehe). Menurut saya, minimal ada 10 alasan kenapa sebaiknya seorang muslim menjadi pengusaha. Kita mulai… (eng..ing.. eng..)

1. Kita akan belajar bersyukur dan bersabar lebih banyak..

Menjadi seorang pengusaha, kita akan menjadi seorang yang unik. Mengapa unik? Karena kita akan belajar tentang banyak hal. Ya, ada begitu banyak hal yang akan kita temui dan kita pelajari. Kita akan lebih mengerti arti kata ‘menakjubkan’ yang disebutkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya.

Disana, kata Rasulullah, menjadi seorang mu’min itu sungguh menakjubkan. Apabila mendapat banyak nikmat, ia akan bersyukur. Apabila mendapat musibah, ia akan bersabar.
Nah, menjadi pengusaha kita akan menikmati hadist ini lebih nyata lagi. Saya akan menjelaskan dengan sedikit analogi.

Menjadi seorang pengusaha, secara tidak langsung belajar untuk tidak membatasi rezki dari Allah. Mengapa?
Logikanya begini; Kita sangat paham bahwa Allah telah menentukan rezki dari setiap makhluknya. Termasuk manusia. Dan kita diperintahkan untuk menjemputnya. Bukan mencari. Benar kan?

Nah, masalahnya, kita kan tak pernah tahu, berapa rupiah rezki yang telah disediakan Allah untuk kita. Bulan ini kita dapat rezki sebesar 1juta. Tapi, bisa jadi, bulan depan ternyata Allah menyediakan rezki sebesar 8juta untuk kita. Nah, saat jatah rezki kita sedikit, kita akan berusaha lebih banyak bersabar. Karena Allah lebih tau yang terbaik untuk kita. Saat jatah rezki kita sedang banyak, disinilah kita akan lebih banyak bersyukur.

Karena kita tak pernah tau jatah rezki kita itu, maka akan ada perasaan senang luar biasa saat menerima rezki yang berlimpah itu. Dan disanalah rasa syukur itu benar-benar terasa nikmat. Saat rezki sedang sedikit, atau malah rugi besar karena kehilangan atau ditipu orang, sedih pasti. Tapi disanalah kita akan belajar bersabar yang sebenarnya.

Menjadi pengusaha bisa jatuh dan bangkit berkali-kali. Maka kita pun akan berkali-kali belajar bersyukur dan bersabar.
-Bersambung ke episode 2-

ditulis oleh Arif Rahman